Sabtu, 29 Desember 2012

1 Hari Tak Selalu 24 Jam

Oleh Yoseph Kelik

JAM weker (foto dari www.fantom-xp.com)


SATU hari adalah satuan waktu yang setara dengan 24 jam. Itu adalah
dihitung  sejak selepas tengah malam, dengan sejamnya sepanjang 60
menit. Demikianlah pembagian waktu ala Barat yang menjadi mainstream pada masa
kini.

Aslinya malah dalam tatacara Barat ada pembagian dua terhadap waktu
satu hari, yakni ada AM (Ante Meridiem) dan PM (Past Meridiem). AM
adalah paro pertama yang berlaku dari tengah malam sampai tengah hari,
sedangkan PM adalah paro kedua yang berlaku dari tengah hari hingga
tengah malam.

Hanya saja, pembagian waktu sehari sama dengan 24 jam yang dihitung
mulai dari tengah malam ternyata tak selalu berlaku di semua wilayah
serta zaman.

Jumat, 14 Desember 2012

Toko Kopi Ahok: Tempat Menemukan Semangat Pagi di Pojok Simpang Jelutung

Oleh Yoseph Kelik

TOKO Kopi Ahok di Simpang Jelutung, Kota Jambi (foto oleh Hanif Burhani)
SARAPAN yang menyenangkan konon dapat menjadi awal bagi hari yang menyenangkan pula. Sepiring menu dengan isi sedang, cukup bisa mengganjal perut, tapi juga tak sampai bikin kekenyangan, serta secangkir kopi susu hangat, boleh jadi adalah contoh kombinasi menu yang pas.

Di antara sekian tempat makan penyedia sarapan di Kota Jambi, Toko Kopi Ahok di pojok Simpang Empat Jelutung boleh jadi spot oke untuk menemukan pilihan menu semacam itu. Untuk menu utama sarapan, sepiring mie celor di sana jadi contoh menu yang saya rekomendasikan. Kuahnya kental segar dan tentu saja gurih. Potongan daging dipotong dadu yang ditaburkan di atas gundukan mienya pun menurut saya sedikit lebih besar ketimbang di beberapa menu serupa di tempat makan yang lain.


Jumat, 30 November 2012

Menyelundupkan Sepeda ke Dalam Kereta


Oleh Yoseph Kelik
KERETA api Prameks (foto diambil dari republika.co.id)

"LAIN kali nggak boleh ini, Mas. Ini hanya untuk penumpang, bukan angkutan barang."

Kata-kata hardikan ini meluncur dari bibir seorang petugas Polsuska berkumis melintang. Nadanya cukup tajam. Tertuju kepada saya yang memilih memasang tampang bloon.

Hardikan si petugas polsuska itu sendiri bukannya tanpa sebab. Sabtu sore di pertengahan April 2009, di dalam Kereta Api Prameks Jogja-Solo, tempat si bapak berkumis melintang itu berdinas, saya memang melalukan sebuah "kenakalan kecil".

Bukan, bukan mencopet atau kedapatan nggak beli karcis.

Minggu, 25 November 2012

Merinding Sekaligus Antusias karena Fix You

Oleh Yoseph Kelik


FIX You itu lagu Colplay yang selalu bikin saya merintusias...: merinding sekaligus antusias... . Itu selalu saya rasa, entah ketika cuma mendengarnya sambil lalu, entah ketika menyimaknya sungguh-sungguh. Berlaku untuk versi lagu, instrumental, video klip, juga versi cover oleh penyanyi lain.

Apa anda merasakan hal yang sama?

Tambahan Serotonin
Durasi Fix You itu dari awal sampai akhir 4 menit lebih 55 detik. Hampir lima menit. Namun, meluangkan waktu hampir lima menit lebih tepatnya lagi paling tidak hampir lima menit untuk menyimak Fix You  adalah "pemborosan" waktu yang tak perlu disesali.

Jumat, 23 November 2012

Kekerasan, Penindasan, dan Stockholm Syndrome Komunal


Oleh Yoseph Kelik



DALAM psikologi populer ada istilah stockholm syndrome. Itu adalah untuk menyebut suatu fenomena ketika korban penculikan malah menjadi bersimpati, memiliki penilaian positif, hingga loyal dan membela penculiknya.

Menurut saya, stockholm syndrome itu ternyata tidak cuma berlaku untuk kasus-kasus dengan korban individual atau berjumlah sedikit orang. Stockholm syndrome itu rupanya bisa saja terjadi untuk kasus- kasus dengan korban bersifat komunal alias berjumlah sangat banyak. Termasuk dalam hal ini adalah berlaku dalam skala suku/etnis hingga bangsa.

Pada stockholm syndrome dengan korban-korban bersifat komunal, kasus penculikannya tak bisa lagi dimaknai harafiah. "Penculikan" bertransformasi menjadi kejahatan-kejahatan lain yang berskala jauh lebih besar. Contohnya adalah kekerasan massif atau terus-menerus hingga kejahatan kemanusian luarbiasa semacam genosida.

Dalam versi saya, stockholm syndrome komunal adalah kondisi ketika suatu komunitas tertindas kemudian meniru perilaku penindasnya.

Selasa, 20 November 2012

Jatuh Cinta Kepada Top Gear Itu Sesuatu Banget

Oleh Yoseph Kelik

TRIO Presenter Top Gear: Richard Hammond, Jeremy Clarkson, dan James May, plus test driver The Stig di latar belakang. (foto dari starpulse.com)

NAMA mereka Jeremy Clarkson, Richard Hammond, dan James May. Bagi para penggemar Top Gear, program otomotif produksi stasiun televisi plat merah Inggris, BBC, tiga nama tadi tentunya tak asing. Ya, Clarkson, Hammond, serta May, adalah trio presenter di acara Top Gear.

Perkenalan pertama saya dengan tiga Englishman itu terjadi sekitar 2005 atau 2006. "Belajar" nonton Top Gear pas tahun itu saya lakukan via siaran stasiun televisi pertama milik keluarga Bakrie, ANTV. Seingat saya, ANTV kala itu baru saja melakukan perombakan besar program-program acaranya, pula mengganti logo. Nah, satu program baru dihadirkan waktu itu adalah Top Gear.

Jumat, 09 November 2012

Jelajah Seafood di Kuala Tungkal


Oleh Yoseph Kelik


PARI bakar
KUALA Tungkal si ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) boleh jadi sebuah kota yang kecil saja ukurannya. Penduduknya total sekitar 50 ribu orang saja. Berkeliling setiap sudut dan ujungnya pun mungkin cukup dikhatamkam dalam waktu sejam atau sejam setengah.

Namun, kota yang berjarak sekitar 130 kilometer arah timur laut Kota Jambi ini sebenarnya memiliki  spot-spot kuliner menarik. Itu  terlebih lagi dalam soal hidangan laut alias seafood. Maklumlah, kota ini terletak di muara Sungai Pengabuan dan tergolong pula kota pelabuhan

Sepuluh hari lamanya di tengah Oktober 2012, dari tanggal 12 siang sampai dengan tanggal 21 malam, saya sempat berada di kota bandar kecil di pantai timur Sumatera ini. Saya berada di kota yang bisa dijangkau dengan perjalanan mobil selama sekitar tiga jam dari Kota Jambi itu dalam rangka penugasan dari kantor tempat saya bekerja.

Selama di sana, saya tentu saja meluangkan waktu menyambangi tempat-tempat makan penyedia olahan seafood. Mumpung kan... Itu antara lain saya sempatkan bersama sejumlah rekan pada Jumat malam, 12 Oktober, juga pada tiga hari terakhir mulai Jumat siang, 19 Oktober  sampai dengan Minggu sore, 21 Oktober. Tercatat sekitar lima spot kuliner yang saya sambangi ketika itu. Aneka hidangan dari mulai kerang tumis, cumi asam pedas, ikan senangin goreng, hingga ikan pari bakar sempat saya jajal ketika itu.

Minggu, 04 November 2012

Agar Sungguh Jadi Tempat Mencerdaskan dan Mencerahkan

Oleh Yoseph Kelik



Siswi dari Amrik
SAAT itu bulan Mei 2011, jelang masa Ujian Nasional (UN). Seorang kawan sekantor meliput di SMP Negeri 1 Jambi, sebuah SMP favorit di Kota Jambi. Selain mewancarai kepala sekolah dan beberapa guru, mengumpulkan cerita tentang persiapan yang dilakukan SMP tersebut guna menghadapi UN sang penentu kelulusan para murid kelas IX.

Lalu, kawan itu ternyata menemukan satu di antara ratusan murid SMP Negeri 1 Jambi yang ternyata berkewarganegaraan Amerika Serikat, lahir dan memang besar di negara paman Sam itu.

Selasa, 25 September 2012

Oblong: Dari Perang Spanyol-Amerika hingga Marlon Brando


Oleh Yoseph Kelik
OBLONG putih membungkus badan Marlon Brando muda pada 1950-an (foto diambil dari printablesblog.com)

MARI berterima kasih terhadap serangkaian hal yang terjadi di Dunia dalam 13 dasawarsa terakhir. Terima kasih itu tertuju kepada berbagai perang yang dijalan Amerika Serikat sejak penghujung abad XIX, terutama Perang Spanyol-Amerika, Perang Dunia II, juga Perang Vietnam; lalu tertuju juga kepada krisis ekonomi global bernama Malaise 1930; lalu tertuju pula kepada dunia perfilman Hollywood 1950-an dengan dua aktor muda maskot mereka kala itu, Marlon Brando serta James Dean; pada akhirnya juga tertuju kepada gerakan anti perang pada sepanjang 1960-an serta 1970-an.


Itu semua membuat dunia mengenal dan mengakrabi satu busana bernama oblong alias t-shirt: si pakaian berbentuk huruf T tanpa kancing,

Selasa, 18 September 2012

Banjir Soft Drink Impor Negeri Jiran Kala Lebaran

Oleh Yoseph Kelik

NARAYA Cola
INGAT lagu Bang Toyib, yang diceritakan pergi tak pulang ke rumah selama tiga kali Lebaran? Nah, kalau dihitung dari soal Lebaran dan tradisi mudik ke kampung halaman yang menyertainya, saya sepertinya termasuk golongan "Bang Toyib". Soalnya, saya selama hampir tiga tahun bekerja dan tingggal di Jambi ini tak pernah pulang kampung ke Wonogiri pada saat Lebaran.

Hanya saja, jika Bang Toyib disebutkan dalam lagu tak pernah pulang, saya senyatanya dalam kurun hampir tiga tahun itu sempat pulang kampung sebanyak tiga kali. Hanya saja, saya memang  selalu mengambil cuti pulang kampung di luar masa hari raya, baik itu Lebaran maupun Natal dan Tahun Baru. Itu semua demi mendapatkan tiket pesawat yang lebih terjangkau isi kantong. Dari tiga kali saya mengambil cuti untuk mudik, dua kali di antaranya  justru memilih hari pada seputaran pertengah Februari sampai dengan awal Maret. Cuma cuti II 2012 ini, yang saya ambil antara 4-11 September, terhitung masih berdekatan dengan Lebaran. Itu pun jarak dengan hari Lebarannya sudah dua pekan. Jadi, saya baru mulai mudik ketika sebagian besar orang di Indonesia sudah rampung berarus balik.

Minggu, 29 Juli 2012

Tren Foto Levitasi Merambah Jambi


Oleh Yoseph Kelik

SIGE Auregia berpose membaca buku dalam posisi seakan melayang dalam foto levitasi karya pegiat JDCC, Digdoyo Putro

TREN foto levitasi, yakni foto yang menampilkan keberadaan sosok yang seakan melayang atau terbang di udara, mulai merambah Kota Jambi. Foto-foto levitasi sendiri menjadi tren sejak muncul di Jepang akhir 2010, kemudian menyusul populer di Indonesia, antara lain di Jakarta sejak sekitar medio 2011. Sejak awal tahun 2012 akhirnya mulai ada penghobi fotografi di Kota Jambi yang menekuni pembuatan foto-foto semacam itu.

Contoh dari para penghobi fotografi yang mulai gemar menghasilkan karya levitasi adalah antara lain Digdoyo Putro, Riko Mappedeceng, dan Sulhan Iskandar. Ketiganya kebetulan merupakan sejawat sesama pegiat di komunitas fotografi  Jambi Digital Camera Club (JDCC). Namun, tiga pria itu merintis jalan dan proses mereka masing-masing dalam berlevitasi ria.

Kamis, 26 Juli 2012

Selama Operasi Andi Tetap Terjaga


Oleh Yoseph Kelik
OPERASI Awake Craniotomy di RSUD Raden Mattaher Jambi pada Rabu, 25 Juli 2012
(Foto dari jambi.tribunnews.com oleh Fotografer Tribun Jambi, Hanif Burhani)

INSTALASI Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Kota Jambi terlihat nian sibuknya pada Rabu (25/7) siang itu. Ruang-ruang operasi di dalamnya tampak berisikan aktivitas para tenaga medis berbalut setelan-setelan baju steril warna hijau ataupun biru muda. Biarpun tengah hari itu, juga dalam sebulanan ini, banyak dari mereka tak sedang beroleh berlimpah asupan makanan dan minuman sebagai sumber tenaga dan konsentrasi. Maklum, hari- hari puasa Ramadan berlaku pula di antara para punggawa medis di sana.

Ruang OK1
Bagi saya, itu sungguh mengingatkan kepada adegan-adegan dalam ER, serial televisi dari kanal televisi NBC dari  Amerika Serikat, yang tayang dari 1994 sampai dengan 2009, pula memoncerkan nama aktor George Clooney. Namun, pada Rabu itu, Ruang OK1 Instalasi Bedah Sentral RSUD Raden Mattaher memberikan cerita yang tak kalah menakjubkan ketimbang episode-episode ER

Di tengah Ruang OK 1, di atas sebuah ranjang operasi, ada seorang pria berusia 28 tahun terbaring telentang.

Rabu, 04 Juli 2012

Chef Jelita Pulang Kampung



Oleh Yoseph Kelik dan Wahid Nurdin
FARAH Quinn beberapa saat sebelum memulai demo masak dalam acara Sparkling Day di Citraland NGK Jambi  




LAKI-LAKI maupun perempuan, tua-muda hingga bocah kecil, menyemut di Lokasi Proyek Citraland NGK Jambi. Demikianlah pemandangan di calon "kota kecil" di daerah Mayang tersebut pada Minggu (1/7) mulai dari pagi sekitar pukul 09.00.

Ratusan orang itu  adalah para pengunjung serta peserta lomba-lomba dalam helatan event Sparkling Day . Anak-anak mengikuti lomba mewarnai maupun bermain di kastil lenting. Para ibu dan para gadis mengikuti lomba memasak. Contohnya adalah pasangan dua sekawan Anggun (19) dan Thamyla (20) yang meracik masakan Cumi Asam Manis  serta Crepes Durian.  Lalu, para bapak dan para anak muda seperti Riko Mappedeceng (30) serta M Rasyid Ridho (17) yang mengikuti kontes foto arsitektur. Orang-orang selebihnya yang tak turut berlomba wira wiri melihat pameran perumahan, menengok kumpulan rumah contoh yang telah dibangun, menjajal aneka makanan-minuman yang disediakan pantia acara, juga tak ketinggalan menikmati suguhan musik live yang dimainkan Tia, Toto, Iqbal, serta Haris dari panggung di tengah komplek perumahan.

Namun, tak bisa disangkal pesona yang membuat ratusaan orang itu mengumpul dan terus bertahan di Citraland NGK, tak memedulikan paparan terik matahari, adalah asa untuk dapat menyaksikan secara langsung sosok Farah Quinn.

Selasa, 26 Juni 2012

Ketika Rainbow Cake Jadi Keik Sejuta Umat...


(Hasil Penggabungan Plus Pengembangan dari 5 Tulisan yang Dimuat di Halaman 9 dan 10 Harian Pagi Tribun Jambi edisi Minggu, 24 Juni 2012)


Oleh Yoseph Kelik
RAINBOW Cake (foto dari www.az-cakes.com)


NAMANYA indah dibaca, elok pula terdengar telinga. Wujudnya pun berlapis-lapis dengan lima sampai enam macam warna, teramat menggoda mata. Itulah rainbow cake alias keik pelangi, sejenis kue anyar yang dalam waktu singkat mampu menjangkitkan euforia mengudap kepada para penghuni berbagai kota di Indonesia.

Ini kurang lebih mirip dengan yang pernah terjadi ketika brownis kukus muncul dan sangat digilai orang beberapa tahun lalu.  Malah, agaknya jauh melebih antusiasme orang kepada klapertaart serta cupcake kala sedang naik daun beberapa waktu silam.

Selasa, 12 Juni 2012

Oi...Oi...Oi...Andriy Sheva Segna Per Noi...

(Dikembangkan dari 29 Tweets di @sephkelik pada Selasa dini hari, 12 Juni 2012)



Oleh Yoseph Kelik

ANDRIY Shevchenko ketika mencetak gol pertama dari 2 golnya dlm pertandingan Ukraina-Swedia pada Selasa dini hari, 12 Juni 2012
(foto dari mirror.co.uk) 

SENIN malam, 11 Juni  2012 untuk mereka di Eropa Timur sana, atau Selasa dini hari, 12 Juni 2012 untuk mereka di Indonesia. Itu lah saat ketika Andriy Shevchenko mencetak 2 gol dari sundulan. Karena 2 gol itu, Ukraina pun menang 2-1 atas Swedia dalam fase grup Putaran Final Euro 2012. Sungguh penampilan luar biasa dari seorang striker berusia 35 tahun. Sheva sang Tsar, demikian ia pernah dijuluki di masa jayanya 12 sampai 6 tahun lalu, ternyata masih ada, masih bertaji... .

Senin, 28 Mei 2012

Cerita tentang Batik Kuno dari Nurlaini


Oleh Yoseph Kelik
BATIK kapal kompeni tergelar di atas lembaran batik patolah Jambi di
Ruang Tekstil Storage Museum Negeri Jambi (foto oleh Hanif Burhani) 

NURLAINI sang Kepala Seksi Pengelolaan Koleksi Museum Negeri Jambi membuka sebuah laci kabinet di sudut ruang kerjanya. Ia lalu memilih satu renceng anak kunci dari sekian renceng yang ada di dalam laci kabinet tadi.

Lalu, ia mengajak saya, rekan saya fotografer Hanif Burhani, juga Amalia Siregar sang Juara 3 Duta Batik Jambi 2012, untuk berjalan keluar. Kami pun lantas mengekor sosok yang pada Kamis pagi, 29 Maret  2012 itu mengenakan setelan batik warna hijau tersebut. Sepuluh langkah berbelok ke kiri dari ruangannya, Nurlaini berhenti dan menyorongkan anak kunci ke lubang kunci yang ada di pintu di depannya.

"Ini namanya ruang tekstil," ucap wanita paro baya yang lahir dan besar di Sumatera Barat tersebut.

Jumat, 25 Mei 2012

Punya Relief Sejarah Paling Detail di Jambi

(Tulisan tentang Monumen Tentara Pelajar Sriwijaya)



Oleh Yoseph Kelik

MONUMEN TP Sriwijaya di Simpang Sado, Kawasan Pasar, Kota Jambi (foto dari http://jambi.tribunnews.com/2012/05/24/sejenak-menengok-monumen-tentara-pelajar-sriwijaya-berita-foto)

MONUMEN Pelajar Pejuang Tentara Pelajar Sriwijaya demikianlah nama lengkap komplek taman dan monumen seluas 810 meter persegi ini. Warga Kota Jambi yang biasa berkendara maupun berjalan kaki di seputaran Kawasan Pasar tentunya pernah melintas dan melihat monumen tersebut. Pasalnya, lokasi monumen ini ada di tengah Simpang Sado, pertemuan antara Jalan dr Sutomo dan Jalan dr Wahidin. Dengan begitu, si monumen sebenarnya ada di satu jalur lingkar utama Kawasan Pasar.

Minggu, 20 Mei 2012

Butuh Dua Setengah Bulan Membersihkannya

(Tulisan tentang Kanal Kuno Percandian Muara Jambi)


Oleh Yoseph Kelik


DANAU Kelari, bagian dari sistem kanal kuno Percandian
Muara Jambi, pada sisinya yang belum dibersihkan dari enceng
gondok
KANAL menurut situs enskliopedia online Wikipedia berarti saluran air buatan manusia. Bisa sekadar saluran untuk mengalirkan air, bisa juga yang berupa jalur transportasi air alias tempat hilir mudik perahu, rakit, tongkang, hingga kapal.

Sistem pengelolaan air semacam itu sebenarnya sudah menjadi sesuatu yang diakrabi warga Kepulauan Nusantara sejak belasan abad silam. Bukan sesuatu yang cuma ada di Venesia di pesisir Adriatik, jauh di Eropa sana. Keakraban warga kepulauan ini di masa lalu dengan sistem kanal antara lain dapat dilihat di Trowulan (bekas ibukota Majapahit) di Jawa Timur,  di Batujaya  (dipercaya sebagai peninggalan Tarumanagara dari abad IV-VII Masehi)  di Jawa Barat, juga Percandian Muara Jambi di Jambi yang merupakan peninggalan Kerajaan Melayu Kuno dari abad VIII-XI.

Kanal-kanal Muara Jambi sempat terabaikan selama berabad lamanya Endapan banjir dan pasang surut Sungai Batanghari, juga suburnya pepohonan-semak-ilalang, saling berkomplot menyamarkannya dari pandangan mata maupun ingatan. Tak jauh berbeda sebagaimana juga yang terjadi pada bangunan candi-candinya.

Rabu, 18 April 2012

Antara Tiki Taka, Zidane, Pirlo, dan Beckham (Bagian I)

Oleh Yoseph Kelik
PERAYAAN FC Barcelona usai memenangkan trofi Liga Champions 2010/2011
(foto dari http://wikinewforum.com/showthread.php?t=106847#.T46cKbM9Xp8)
TIKI taka, siapa penggila sepakbola yang tak mengenalnya? Model permainan sepakbola menyerang  ala Barcelona dan pelatih Josep "Pep" Guardiola tersebut rasanya model permainan paling menyedot atensi orang saat ini. Jika meminjam kosakata dunia per-twitter-an, tiki taka agaknya pantas disebut sebagai satu trending topic dunia sepakbola, yang popularitasnya belum juga surut dalam kurun lima tahun terakhir ini.

Minggu, 15 April 2012

Tujuh "Titanic" di Perairan Nusantara

Oleh Yoseph Kelik

HALAMAN depan koran The Boston Daily Globe yang mengabarkan peristiwa tenggelamnya kapal Titanic
(foto diambil dari vexila-regis.blogspot.com)

SAMUDRA Atlantik bagian utara, dengan arus Labradornya yang dingin, serta hanyutan gunung es musim panasnya, telah membuktikan keganasannya kepada kapal-kapal yang melayarinya. Satu yang membuat dunia mengingat sisi kelam tersebut tentu saja adalah katastrofe (malapetaka besar) yang menimpa kapal Titanic yang hari ini tepat seabad.

Senin, 02 April 2012

Para Ibu pun Betah Menontonnya

(Tulisan tentang Parade Musik Underground, Getar Tanah Sejarah #3)


Oleh Yoseph Kelik


SUASANA Getar Tanah Sejarah #3 sekitar pukul 15.30
PENONTON event Getar Tanah Sejarah #3 di Percandian Muarajambi pada Minggu, 25 Maret 2012 memang didominasi para anak muda usia belasan tahun dan dua puluhan. Selain itu, memang datang pula menonton parade musik underground itu sejumlah pegiat underground yang telah lewat berusia tiga puluhan. Di antara penonton ada yang datang dari Bali dan Jember, Jawa Timur. Contoh penonton yang berasal dari Jember adalah seorang anak punk berusia 17 tahun bernama Alvin.

"Buat nonton ini saya nginap di gedung di dekat lapangan parkir," kata pemuda bertubuh kecil dan kurus itu kepada saya di sela-sela berlangsungnya acara.

Semoga Tahun Depan Ada Lagi...

(Tulisan tentang Parade Musik Underground, Getar Tanah Sejarah #3)


Oleh Yoseph Kelik

SATU dari  29 band penampil dalam parade musik underground, Getar Tanah Sejarah #3, pada Minggu, 25 Maret 2012

DI mata dan telinga orang kebanyakan orang, apa yang dilakukan Enda selama delapan sampai sepuluh menit itu pastilah bukan gambaran menyanyi yang ideal. Itu pastilah lebih terlihat serta terdengar sebagai serangkaian desis, geraman, gerutu, pula teriakan. Bising.  Sungguh tiada sama sekali syair melankolis ala dendang lagu pop hingga lagu daerah. Namun, percayalah bahwa yang Enda kerjakan pada Minggu siang, 25 Maret 2012 silam, di atas panggung 15 x 10 meter, di tengah komplek Percandian Muarajambi, memang sungguh menyanyi. Buktinya, ada tiga kawannya Reza, Tinus, serta Jimmy, mengiringi dengan masing-masing memainkan drum, gitar, dan bas.

Kamis, 22 Maret 2012

Ternyata Terinfeksi Black Swan


Oleh Yoseph Kelik


FOTO dari gramediashop.com
SAYA punya buku tulisannya Nassim Nicholas Taleb, The Black Swan. Saya membelinya sekitar 2,5 tahun lalu di Bandung, cuma sehari sebelum diberangkatkan bertugas ke Jambi. Seingat saya, buku itu saya beli di Toko Buku Gramedia Bandung Super Mall alias BSM. Waktu itu, Gramedia di BSM lagi ulang tahun dan ada promo diskon gede untuk buku-buku di sana.

The Black Swan itu buku dengan 400 sekian halaman. Dua tahun lebih memilikinya ternyata nggak sampai setengahnya yang kelar terbaca. Kalau diinget-inget, saya berjuang membaca The Black Swan itu selama sekitar dua bulan, kurang lebih setengah tahun jaraknya sehabis beli. Saya sebut berjuang membaca karena saya memang sungguh keteteran untuk membacanya. Haduuuh..., sungguh enakan baca komik-komik Tintin-nya Herge atau baca travelogue The Naked Traveler jilid 1-3 tulisannya Trinity. He...he...he... maaf sekali Mr Nassim Nicholas Taleb kalau saya mengomparasikan The Black Swan anda dengan buku-buku yang sebenarnya berbeda kelas... .

Rabu, 07 Maret 2012

Risiko Mengimani Sepakbola Menyerang

Oleh Yoseph Kelik


ARSENAL versus AC Milan (foto diambil dari ojelhtc.blogspot.com)


SEMUA akan baik-baik saja. Malah, sepertinya akan ada hasil yang melampui harapan. Demikianlah pikir saya, sebagai seorang Milanisti, terhadap laga leg 2 babak perdelapan final Liga Champions Eropa antara Arsenal versul AC Milan pada Rabu, 7 Maret 2012 dini hari ini.

Kamis, 01 Maret 2012

Karena Sampai Tengah Malam dan Mudah Parkirnya


Oleh Yoseph Kelik


EKS Bioskop Murni (foto diambil dari dari koleks akun Bentang Waktu di situ panoramio.com)


SEINGAT wartawan senior Thomas P Sirait (71), kawasan Murni sepanjang jalan Sultan Agung, Kota Jambi, tepatnya di seputaran Sentral Yamaha Sabang Raya Motor dan Studio RRI Pro 2 FM, telah berkembang menjadi sebuah area konstrasi tempat makan sejak medio 1976. Awalnya perkembangannya banyak didorong oleh keberadaan Bioskop Murni, yang telah tutup pada awal 2000-an dan kini berganti fungsi menjadi toko mebel Murni Baru alias Cikindo. Thomas menceritakan hal ini lewat perbincangan telepon dengan saya pada Sabtu sore, 29 Oktober 2011 lalu.

Rabu, 29 Februari 2012

Ayo Dong Ada Penerbangan Langsung Jambi-Medan...

Oleh Yoseph Kelik

PETA Sumatera (diambil dari jakartastreetatlas.com)
AWAL tahun ini, saya sempat berniat mengambil cuti pada sekitar tanggal 25-31 Januari 2012. Sempat berniat cuti pada 7 hari terakhir Januari tersebut karena semula saya pengen pergi ke Medan. Soalnya tanggal 26 dan 27 Januari ada acara keluarga di sana, tepatnya khitanan seorang sepupu. Apa lagi, Bapak, Ibu, dan Adik dari Wonogiri, juga Om dari Jakarta datang menghadiri acara itu. Jadi ke Medan itu maksudnya untuk "dapet tiga nyamuk dalam sekali tepuk": ya menghadiri khitanan sepupu, ya ketemu keluarga dari Jawa, ya tentu saja jalan-jalan he...he...he... .

Selasa, 28 Februari 2012

Tiada Pejabat di Antara 1.500 Tanda Tangan

Oleh Yoseph Kelik

AKSI Solidaritas Damai untuk Selamatkan Kawasan Percandian Muara Jambi, di Bundaran Air Mancur Telanaipura, 26 Februari 2012   


KATA para ahli ini tempat sejarah abadi
Puluhan abad silam di sini berkumpul para 'syufi'
Belajar agama mendekatkan diri pada yang Hakiki
Sekolah besar yang kini orang sebut Candi Muara Jambi
...

Rangkaian kata-kata ini merupakan penggalan puisi milik Bahren Nurdin. Bahren membacakannya pada Minggu pagi, 26 Februari 2012, di Bundaran Air Mancur Telanaipura. Saat itu, di lokasi di depan Komplek Kantor Gubernur Jambi berlangsung  Aksi Solidaritas Damai untuk Selamatkan Kawasan Percandian Muara Jambi yang  dikoordinasi oleh Svarnadwipa Institute. Tepat di bawah tatapan mata patung Sultan Thaha, likuran orang pegiat Jambi sejak pukul 06.00 memainkan musik, membacakan puisi, berorasi budaya, melakukan pentas teaterikal, juga membagikan selebaran tentang penyelamatan Candi Muara Jambi.

Senin, 13 Februari 2012

12 Februari Itu Hari Bersepeda Sekota Jambi

Oleh Yoseph Kelik

EVOLUSI (gambar diambil dari stickergiant.com)
TANGGAL 14 Februari dari dulu dikenal sebagai tanggalnya Valentine Day. Boleh jadi, 12 Februari mulai pantas dipikirkan untuk digelari sebagai hari bersepeda. Paling  tidak hari bersepeda sekota Jambi lah... . Pasalnya, pada Minggu, 12 Februari 2012, terutama dari pagi dan siangnya, saya mendapati jalanan kota Jambi, khususnya lagi kawasan Telanaipura, ramai oleh kegiatan bersepeda.

Kamis, 26 Januari 2012

Halma dan Mancala Jarang Dibeli, Scrabble Masih Diminati

Oleh Yoseph Kelik

ANEKA permainan papan. (Foto oleh Hanif Burhani, dimuat di halaman 12 Harian Pagi Tribun Jambi pada Minggu, 22 Januari 2012)
 
POINT Blank, Ragnarok Online, Texas Hold'Em Poker, Mafia Wars, Farm Ville, Angry Birds... Semua yang baru saja saya sebutkan tadi rasanya bukan hal yang asing bagi anda, lebih lagi yang tergolong kawula muda. Malah, saya yakin bahwa banyak dari anda mengakrabi nama-nama tadi, pula menjadikan mereka bagian dari keseharian.

Permainan elektronik, itulah penggolongan yang umum dikenal untuk menyebut si Point Blank dan kawan-kawannya tadi. Ada lagi satu penyebut alternatif, yang tentulah lebih anda kenal dekat, yakni game alias gim. Sekarang ini memang sedang trennnya gim-gim elektronik semacam itu. Lebih lagi gim yang bersifat multipemain, yang ditandingkan secara online melalui jaringan internet.

Popularitas gim-gim semacam itu berkembang sejak era konsol semacam Nintendo dengan gim Donkey Kong dan Super Mario Bros. Terus berlanjut bersama kehadiran konsol PlayStation serta X-Box. Gelombang selanjutnya terjadi seiring meluasnya kepemilikan dan penggunaan laptop dan netbook, yang diikuti pula perluasan cakupan layanan seluler, plus kian mudahnya menemukan area ber-wi-fi, pula merebaknya situs jejaring sosial. Lalu, kian melonjak lagi begitu orang-orang mulai banyak memiliki ponsel-ponsel cerdas dan kemudian juga komputer tablet.

Catur Masih Sering
Sebelum aneka gim elektronik merajelala, ada aneka permainan konvensional yang telah jauh lebih dulu eksis dan jadi pengisi waktu bagi kawan-sekawan maupun keluarga. Contohnya adalah macam- macam permainan papan, yakni permainan dengan menggerakan sejumlah bidak di atas sebidang papan permainan. Pergerakan bidak-bidak tadi ada yang ditentukan melalui kocokan dadu, ada pula yang tidak, tergantung jenis permainannya.

Minggu, 15 Januari 2012

Menjadi "Indomaret" untuk Membendung Indomaret

Oleh Yoseph Kelik

PEMANDANGAN gerai Indomaret. (Foto diambil dari situs http://www.madiunonline.com  )
BEBERAPA hari lalu, saya kembali teringat satu celutukan bos saya. Kata-kata itu terucap di Bandung, lebih dari dua tahun lalu, pada satu hari di pertengahan November 2009.

Waktu itu, saya dan 10 orang kawan sedang mengikuti pelatihan wartawan pada Oktober-Desember 2009, di Tribun Jabar, Bandung. Kami bersebelas sedang menunggu hari-hari dikirim ke Jambi, untuk menenagai operasional calon koran baru, Tribun Jambi ---yang bakal merayakan ulang tahun keduanya pada 17 Maret 2012 ini.

Bos saya sendiri pada tengah November 2009 itu baru saja pulang ke Bandung dari Jambi. Beliau perlu ke Jambi untuk mengecek beberapa persiapan di kantor baru, juga mengikuti proses rekruitmen awak redaksi dari pelamar asal Jambi dan sekitarnya.

"Di Jambi itu nggak ada Indomaret...," begitulah kurang lebihnya bunyi celutukan bos saya ketika itu. Mendengarnya, sebelas wartawan baru, termasuk saya lantas ngakak.

Jumat, 06 Januari 2012

Dari Bukittinggi Mampir di Danau Tarusan

Oleh Yoseph Kelik

ROMBONGAN Tur BTW Jambi ketika berhenti sejenak di tepi Danau Tarusan, daerah Kamang Magek
MENDUNG membuat langit di atas Bukitttingi pada Minggu, 25 Desember 2011 pagi cenderung berwarna kelabu. Akibatnya, pancaran sinar matahari jauh dari kata menyengat. Kesejukan khas daerah dataran tinggi pun jadi sungguh terasakan oleh kulit dan tarikan nafas. Dalam pelukan cuaca dan hawa yang terbilang ramah semacam inilah rombongan komunitas Bike To Work (BTW) Jambi meninggalkan areal Lapangan Jam Gadang sekitar pukul 08.00. Acara gowes sepeda Minggu pagi tersebut merupakan puncak acara tur bersepeda di Bukittinggi yang dihelat BTW Jambi dari Sabtu, 24 Desember.

Kamis, 05 Januari 2012

Bersepeda 50 Kilometer di Segarnya Udara Bukittinggi

Oleh Yoseph Kelik

ROMBONGAN Tur BTW Jambi berfoto di depan rumah Ridwan-Nurleli sebelum berangkat bersepeda
"DINGIN tidak semalam?"

Nurleli (55), sang nyonya rumah dan istri dari Ridwan Puar (67) bertanya demikian tak lama seraya menyuguhkan kopi dan kue-kue hangat. Saat itu, suasana seputaran rumahnya di Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Bara, masih gelap. Minggu, 25 Desember 2011 itu baru berumur sekitar empat setengah jam.

Ibu dari empat anak ini menujukan pertanyaan tersebut kepada tak kurang dari 20 orang, termasuk saya, yang telah mengumpul di ruang tengah rumahnya pagi itu. Mereka itu merupakan bagian dari rombongan Bike To Work (BTW) Jambi yang menjalani tur bersepeda di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat pada 24 dan 25 Desember 2011 . Nah, sejak Sabtu sore, rumah pasangan Ridwan dan Nurleli,yang berjarak sekitar 5 kilometer di selatan Kota Bukittingi, menjadi tempat menginap 35 orang dari anggota rombongan BTW Jambi. Belasan orang sisanya dari rombongan itu menginap di sekitar tiga penginapan di Bukittinggi.

Miniatur Istana Pagaruyung di Sungai Puar

Oleh Yoseph Kelik


RUMAH Gadang versi mini milik pasangan Ridwan-Nurleli








BUS warna hijau yang ditumpangi rombongan Komunitas Bike To Work (BTW) Jambi serta saya menyusur jalan aspal sempit di daerah Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Beberapa meter bergerak di depan bus adalah truk pengangkut sepeda-sepeda anggota rombongan. Sabtu, 24 Desember 2011 sore itu, rombongan yang sedang menjalani rangkaian kegiatan tur bersepeda ke daerah Bukittinggi ini baru saja pulang dari berkunjung dari Lembah Harau, Payakumbuh.

Usai melahap satu tanjakan, dari entah sekian tanjakan di daerah di lereng Gunung Marapi tersebut, bus kemudian berhenti. Umumnya penumpang mengira bus sekadar berhenti sekadar karena berpapasan dengan kendaraan lain dari arah depan, juga mesti memberi jalan kepada mobil itu.

Seorang perempuan muda anggota rombongan kami menoleh ke satu rumah yang berdiri di sisi kiri jalan. Rumah itu sungguh mampu mencuri perhatian. Bentuk bangunannya adalah khas Tanah Minang yakni berupa rumah gadang, tapi dalam versi kecil. Atapnya memiliki total lima lengkungan meruncing seperti tanduk, yakni masing-masing dua di kiri dan dua di kanan, juga satu di depan. Warna merah yang berpadu ornamen warna-warni, plus pola garis-garis vertikal keemasan, menghiasi dinding-dinding rumah itu.