PETA Sumatera (diambil dari jakartastreetatlas.com) |
Saya pun sebenarnya sudah mengajukan permohonan izin ke bos-bos saya di kantor. Sayangnya, niat awal cuti di akhir Januari itu urung terlaksana. Kantor tak mengizini saya mengambil cuti sepekan. Soalnya, di seputaran hari-hari target saya untuk cuti, sudah ada tiga rekan sekantor, yakni dua wartawan pria dan satu redaktur perempuan yang mengambil cuti. Luar biasanya, tiga orang itu cuti untuk urusan yang berkaitan dengan pernikahan, yakni dua orang memang menikah dan seorang lagi melamar.
"Kalau kamu cuti menikah juga, mungkin baru diizini kantor, Lik," ucap seorang bos saya, yang berposisi sebagai orang nomor dua di ruang redaksi, mencandai saya yang tak diberi izin cuti. Aduh, denger itu jadi garuk-garuk kepala saya.
Hmmm, lalu ada kabar lanjutan. Kantor rupanya masih mungkin mengizini saya, tapi paling untuk 2 atau 3 hari ini. Namun, ini kabar yang tak lantas bikin saya tersenyum lebar. Wah, jatah 2 atau 3 nggak cukup untuk saya. Jatah hari segitu kan berarti mengharuskan saya pergi pulang naik pesawat... . Padahal, saya nggak mau ke Medan naik pesawat. Saya lebih milih ke Medan via jalur darat, naik bus, yang makan waktu perjalanan sekitar 18-24 jam dari Jambi, kota tempat saya bekerja.
Saya males banget soalnya naik pesawat ke Medan dari Jambi. Sejauh ini, dua kota di Sumatera ini kan belum terhubung dengan penerbangan langsung... . Kalau mau naik pesawat, umumnya mesti terbang dulu untuk transit di Jakarta. Ampun, mau ke dua kota di satu pulau Sumatera saja mesti ke Jakarta dulu... . Mau terbang ke utara mesti terbang ke selatan dulu dan baru terbang lagi balik ke utara, beuuuuuh... .
Malesnya saya untuk naik pesawat pergi pulang Jambi-Medan via Jakarta, lebih lagi kalau cuma untuk urusan total selama tiga hari, saya akui juga berkaitan soal ongkos tiketnya. Karena mesti transit di Jakarta, tiket penerbangan antara dua kota itu menurut saya terasa mahal sekali. Ongkosnya untuk jalur itu seperhitungan saya lebih mahal ketimbang ongkos tiket pesawat ke Jambi-Jogja via Jakarta. Kalau nggak salah, ongkosnya kira-kira sama dengan ongkos tiket pesawat dari Jambi ke Surabaya atau Bali via Jakarta. Ongkos tiket Jambi-Medan via Batam, yang jumlah penerbangannya sedikit, jumlah rupiahnya pun kurang lebih sama dengan yang transit di Jakarta. Ah, saya terus terang merasa belum cukup kaya untuk mengeluarkan uang segitu untuk penerbangan antara dua kota sepulau, apa lagi untuk urusan total selama tiga hari. Oke lah, kalau itu malah untuk urusan selama total enam sampai sepuluh hari. Kalau jumlah harinya segitu kelihatannya baru puas lah... .
Coba kalau ada penerbangan langsung antara dua kota yang berjarak sekitar 1.000 kilometer ini... . Lebih lagi kalau harga tiketnya cuma berada di kisaran Rp 350 ribu sampai dengan Rp 550 ribu...tentu penerbangan antara dua kota ini bakal berubah menarik untuk saya. Ayo dong ada penerbangan langsung Jambi-Medan... .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar