Jumat, 09 November 2012

Jelajah Seafood di Kuala Tungkal


Oleh Yoseph Kelik


PARI bakar
KUALA Tungkal si ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) boleh jadi sebuah kota yang kecil saja ukurannya. Penduduknya total sekitar 50 ribu orang saja. Berkeliling setiap sudut dan ujungnya pun mungkin cukup dikhatamkam dalam waktu sejam atau sejam setengah.

Namun, kota yang berjarak sekitar 130 kilometer arah timur laut Kota Jambi ini sebenarnya memiliki  spot-spot kuliner menarik. Itu  terlebih lagi dalam soal hidangan laut alias seafood. Maklumlah, kota ini terletak di muara Sungai Pengabuan dan tergolong pula kota pelabuhan

Sepuluh hari lamanya di tengah Oktober 2012, dari tanggal 12 siang sampai dengan tanggal 21 malam, saya sempat berada di kota bandar kecil di pantai timur Sumatera ini. Saya berada di kota yang bisa dijangkau dengan perjalanan mobil selama sekitar tiga jam dari Kota Jambi itu dalam rangka penugasan dari kantor tempat saya bekerja.

Selama di sana, saya tentu saja meluangkan waktu menyambangi tempat-tempat makan penyedia olahan seafood. Mumpung kan... Itu antara lain saya sempatkan bersama sejumlah rekan pada Jumat malam, 12 Oktober, juga pada tiga hari terakhir mulai Jumat siang, 19 Oktober  sampai dengan Minggu sore, 21 Oktober. Tercatat sekitar lima spot kuliner yang saya sambangi ketika itu. Aneka hidangan dari mulai kerang tumis, cumi asam pedas, ikan senangin goreng, hingga ikan pari bakar sempat saya jajal ketika itu.

Rumah Makan Nikmat
Satu tempat yang tergolong paling terekomendasi untuk disambangi guna menikmati hidangan seafood ala Kuala Tungkal adalah Rumah Makan Nikmat. Rumah makan ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, yang bagi warga Kuala Tungkal lebih lazim dikenal dengan versi nama lamanya yakni Jalan Sriwijaya.

RUMAH Makan Nikmat
Saya menyambangi rumah makan yang buka mulai pukul 09.00 sampai dengan 20.00 setiap harinya itu pada Jumat siang, 19 Oktober. Rumah makan satu ini terbilang unik. Pasalnya, area utama bagi para pengunjungnya justru terletak di bagian belakang bangunan, bukan di bagian depan yang langsung menghadap jalan raya. Ruangan besar berisi 12 meja itu justru menghadap ke lorong kecil di sisi belakang rumah. Untuk menuju ke ruangan itu, pengunjung mesti berjalan melewati tempat para pegawai rumah makan menyiapkan hidangan di tengah bangunan.

Menurut Edi, anak sang pemilik, area utama untuk penyajian hidangan bagi pengunjung itu menempati bagian belakang bangunan sekitar 5-6 tahun terakhir ini. Semula, rumah makan sebenarnya terletak juga di bagian depan bangunan. Namun, pada masa awal itu, ukurannya kecil saja, cuma muat dua-tiga meja. Begitulah gambaran awal rumah makan seafood yang berdiri sejak 1991 tersebut. Seiring ramainya pengunjung , maka dipindahlah area utama rumah makan ke bagian belakang sebagaimana bertahan sampai sekarang.

"Favorit penjunjung terutama bawal, baik yang dimasak saos, asam manis, kukus," kata Yanto sang kasir rumah makan ketika menyambung lebih lanjut tuturan Edi. Imbuhnya, selain menu-menu ikan bawal tadi, Rumah Makan Nikmat menawarkan pula hidangan-hidangan lainnya dari mulai kerang, kepiting, patin, dengan aneka cara masak. Lalu, ada juga menu kailan tumis serta nasi goreng. Menu-menu tadi berbanderol termurah Rp 12.500 sampai berbanderol termahal Rp 100-an ribu seperti kepiting yang tepatnya seharga Rp 140 ribu seporsi.

Di sini, saya menjajal hidangan bawal masak tauco serta kailan tumis. Menurut saya, bawal tauco olahan rumah makan ini punya paduan rasa asam dan gurih yang pas. Lalu, kailannya pun tampak meriah dengan tambahan potongan udang serta bakso.

Rumah Makan Setia Jaya
Saya ganti menyambangi di Rumah Makan Setia Jaya pada Sabtu malam, 20 Oktober. Rumah makan ini ada di Jalan Imam Bonjol alias Jalan Andalas. Rumah makan ini masih satu bagian dengan sebuah hotel kecil yang juga bernama Setia Jaya.

Rumah Makan Setia Jaya baru menghidangkan aneka macam seafood mulai pukul 17.00 sampai dengan 22.00. Jika siang, rumah makan ini sekadar menghidangkan aneka masakan padang.  Ketika sedang menawarkan hidangan seafood, rumah makan ini memanfaatkan bagian pelatarannya sehingga bisa dibilang berkonsep semi warung tenda.

RUMAH Makan Setia Jaya
Menurut Ati, putra sang pemilik rumah makan, menu favorit pilihan pengunjung di rumah makan ini adalah ikan bawal, ikan  pari, serta ikan senangin, dengan aneka pilihan cara masak. Namun, sambungnya dengan ditimpali Rahman sang juru masak, kebanyakan pengunjung paling menyukai ikan-ikan tadi dimasak dengan cara dibakar.

Harga seporsi hidangan di sana dari mulai Rp 25 ribu, Rp 30 ribu, serta Rp 35 ribu. Namun harga itu tadi cuma berlaku untuk porsi kecil dan sedang. Untuk porsi besar, harganya beda lagi.

CUMI Tumis Asam Pedas
Di rumah makan ini, menu yang sempat saya jajal adalah seporsi kecil ikan pari bakar dengan tulang-tulang rawannya yang empuk, juga seporsi besar cumi asam pedas yang terasa kuat bumbu rempahnya. Minuman pilihan saya malam itu kala menyantap hidangan-hidangan tadi adalah secangkir kopi susu. Menurut saya, itu benar-benar menjadi sebuah kombinasi menu makan malam yang mengenyangkan lagi mantap.

Gantisori, Batam 22, dan Pujasera
Tempat menyantap seafood di Kuala Tungkal tentu saja bukan cuma Nikmat dan Setia Jaya.

Jika siang hari, anda mungkin bisa mampir ke Rumah Makan Gantisori. Resminya ini memang rumah makan masakan padang. Namun, hidangan ikan senangin gorengnya ternyata oke punya. Saya sempat menikmati hidangan ikan dengan tubuh panjang itu di Gantisori bersama dua orang rekan pada Sabtu siang, 20 Oktober.

Pilihan lain ada di dalam komplek Terminal Lama. Di sini ada satu warung tenda yang menawarkan banyak pilihan hidangan seafood. Namanya Batam 22 dan buka mulai sore hari sekitar pukul 17.00 sampai sekitar tengah malam. Pilihan menunya tak kalah komplet dan menarik jika dibandingkan Nikmat serta Setia Jaya.

Warung tenda ini sebenarnya tempat makan seafood yang pertama saya sambangi selama ada di Kuala Tungkal. Saya bersantap di sini bersama seorang kawan pada Jumat malam, 12 Oktober. Menu-menu pesanan kami terdiri dari kerang tumis, udang goreng tepung, pari bakar, serta ca kangkung.

PUJASERA Kuala Tungkal dekat Stadion Persitaj
Lalu, kalau ingin menikmati olahan seafood sekadar sebagai cemilan, pula dengan harga sangat ramah di kantong, Pujasera Kuala Tungkal bisa jadi pilihan. Di sini sepencatatan saya ada dua warung yang menawarkan seafood. Satu ada di bagian ujung kanan, satunya lagi ada di dekat ujung kiri.

Nah warung milik Ian merupakan satu di antaranya. Warung ini terletak di dekat ujung kiri. Di sini seporsi kerang tumis cuma dibanderol Rp 10 ribu. Anda bisa menikmatinya sebagai kudapan dengan dicocol sambal. Teman makan kerangnya bisa berupa jus, kopi, atau bandrek.

Warung Kopi Haji Ismail
Hidangan ala seafood bisa juga diperoleh di Kuala Tungkal pada jam-jam sarapan pagi. Kalau ingin mencicipnya silakan menyambangi Warung Kopi Haji Ismail. Warung kopi sederhana di lingkungan Pasar PJ alias Parit 1 Kuala Tungkal tersebut buka sejak pagi sekali. Sedari sekitar pukul 06.00, warung kopi yang acap jadi tempat nongkrong sejumlah pejabat dan politisi lokal di Tanjabbar ini sudah siap melayani para pembeli.

NASI Gemuk ala Warung Kopi Haji Ismail
Satu hidangan favorit saya di sini adalah nasi gemuknya. Nasi gemuknya tampak menarik dan lebih meriah ketimbang nasi gemuk yang biasa saya lihat di Kota Jambi. Itu antara lain karena nasi gemuk ala Warung Kopi Haji Ismail ini punya lauk berciri seafood berupa udang-udang dengan besaran sekitar sejempol tangan. Lalu ada pula sejumput sayur buncis yang memberi warna hijau di atas piringnya.

 Selain itu, menikmati nasi gemuk ini bisa juga dengan memilih lauk tambahan berupa sepiring kecil telur bumbu gulai ataupun ayam gulai. Selain nasi gemuk, di warung kopi tersedia menu-menu lain yakni lontong sayur, minuman berupa kopi hitam, kopi susu, dan teh telur, juga sejumlah kudapan dari mulai gorengan, kue lapis, kue bolu, dan dadar gulung.

KOPI susu
Saya dua kali menikmati sarapan di Warung Kopi Haji Ismail. Itu adalah pada Sabtu pagi, 20 Oktober, juga pada Minggu pagi, 21 Oktober. Di sini, menyantap seporsi nasi gemuk plus mengudap beberapa kue, juga menyeruput secangkir kopi susu, cuma akan membuat anda merogoh kocek sekitar belasan ribu rupiah. (yoseph kelik)







CATATAN
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di halaman 15 Harian Pagi Tribun Jambi pada Minggu, 28 Oktober 2012, dengan judul Jelajah Seafood di Kuala Tungkal. Namun, untuk artikel versi blog ini ada sejumlah pengeditan yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar