Minggu, 29 Juli 2012

Tren Foto Levitasi Merambah Jambi


Oleh Yoseph Kelik

SIGE Auregia berpose membaca buku dalam posisi seakan melayang dalam foto levitasi karya pegiat JDCC, Digdoyo Putro

TREN foto levitasi, yakni foto yang menampilkan keberadaan sosok yang seakan melayang atau terbang di udara, mulai merambah Kota Jambi. Foto-foto levitasi sendiri menjadi tren sejak muncul di Jepang akhir 2010, kemudian menyusul populer di Indonesia, antara lain di Jakarta sejak sekitar medio 2011. Sejak awal tahun 2012 akhirnya mulai ada penghobi fotografi di Kota Jambi yang menekuni pembuatan foto-foto semacam itu.

Contoh dari para penghobi fotografi yang mulai gemar menghasilkan karya levitasi adalah antara lain Digdoyo Putro, Riko Mappedeceng, dan Sulhan Iskandar. Ketiganya kebetulan merupakan sejawat sesama pegiat di komunitas fotografi  Jambi Digital Camera Club (JDCC). Namun, tiga pria itu merintis jalan dan proses mereka masing-masing dalam berlevitasi ria.


"Foto levitasi itu foto dengan orang yang melayang, tapi dengan disertai aktivitas seperti kelihatannya berjalan atau malah membaca buku. Levitasi itu berbeda dengan foto jump shoot yang asal lompat ke udara. Levitasi itu harus kelihatan tidak melompat," kata Yoyok, panggilan akrab Digdoyo Putro, ketika berbincang dengan saya di Pujasera Jelutung Corner, Minggu siang, 1 April 2012 lalu.

Awalnya Tak Tahu
Menurut Yoyok, ia pertama kali melihat contoh-contoh foto levitasi sekitar pertengahan tahun lalu di sebuah situs internet. Awalnya, ia malah sama sekali tak tahu tentang adanya istilah "foto levitasi" untuk menyebut foto-foto berisi pose yang seakan melayang ringan di udara tersebut. Ia dan kawan-kawannya kerap menyebut foto itu sebagai "foto melayang" atau "foto mengambang". Demikian cerita dari pria yang mengelola jasa fotografi komersial My Photography bersama sejumlah kawannya, Mini, Andi, Nana,Sige, Rahman, serta Dona itu.

"Saya mulai bikin foto levitasi sekitar empat bulan lalu. Saya membuatnya biasanya bareng Sige," kata pegiat Teater Oranye Universitas Jambi tersebut ketika itu, seraya menyebut nama seorang temannya di My Photography. Sambung Yoyok, ia dan Sige membuat pemotretan levitasi biasanya spontan saja, yakni di sela atau di akhir memotret talent model maupun foto pre wedding. Biasanya, Sige yang menjadi sang peraga foto levitasi, tapi beberapa kali talent model foto pun ikut serta menjadi peraga tambahan.

"Jadi biasanya kami juga pakai properti yang ada pas pemotretan model atau pre wedding," kata Yoyok. Beberapa foto levitasi karyanya kemudian dipajangnya di akun Facebook-nya, Yoyok Saputra dan My Photography. Isinya antara lain foto seorang yang seakan berlari di udara, membaca buku di udara, juga naik sepeda dengan badan melayang horizontal. Imbuhnya, istilah levitasi untuk menyebut foto-foto berisi pose seolah melayang itu baru diketahuinya dari komen seorang temannya di Facebook.

"Jadi temen itu komen 'bang ini foto levitasi ya?' atau 'bang ini foto levi ya?'. Karena nggak tahu, saya malah jawab 'bukan, itu foto Sige'. Soalnya kan yang di dalam fotonya memang Sige," ucap Yoyok seraya tersenyum lebar mengingat hal tadi. Sambungnya, itulah kali pertama ia akhirnya paham soal arti levitasi.

Kecepatan Tinggi
Menurut Yoyok, kunci dasar membuat foto levitasi adalah memotret dengan kamera pada kecepatan rana tingi di atas 1/100 detik atau bahkan 1/200 detik. Dengan begitu, si peraga foto bisa dibekukan ketika ketika sedang bergerak di udara.

Namun, semua itu masih harus diimbangi dengan merancang gerakan lompat yang tak terlalu kentara lompatannya, sebaliknya lebih terlihat seolah melayang. Karena itu posisi badan, rambut, hingga pakaian mesti diperhatikan dan diatur seksama. Menurut Yoyok, kaki sebaiknya berkasut tertutup semacam sepatu, celana panjang baiknya yang relatif ketat dan bukan gombrong, sisi bawah baju dimasukkan ke dalam celana atau bahkan disabuki, kepala ditudungi topi.

Selain tips dari Yoyok itu, tips lain yang saya rekomendasikan soal pemotretano levitasi adalah penggunaan peniti atau penjepit di baju beberapa bagian baju. Itu adalah untuk membentuk efek terbang dan menyamarkan tarikan gravitasi. Untuk tujuan menghasilkan efek yang serupa pada rambut, maka bisa digunakan gel rambut.  

Sebagaimana Yoyok, Riko pun dalam obrolannya via telepon dengan saya pada Senin pagi, 2 April 2012, berkata bahwa ia sebenarnya bisa dibilang mulai membuat foto-foto levitasi sekitar setahunan terakhir ini. Ia biasanya melakukan di akhir berbagai acara hunting. Namun, Riko mengakui kala itu foto-foto bergaya levitasi yang ia buat tak terlalu terkonsep, banyak bercampur pula dengan foto-foto jump shoot. Maklumlah, kala itu pemilik dan pengelola kaos cinderamata khas Jambi, Temphoyac, tersebut belum mengenal istilah maupun konsep levitasi.
FOTO levitasi di tengah Kawasan Wisata Tanggo Rajo Jambi karya pegiat JDCC, Sulhan Iskandar


Berbeda dengan Yoyok dan Riko, Sulhan sudah hampir setahun lalu mengenal konsep dan istilah levitasi. Berbincang dengan sayapada Seni sore lalu, Sulhan berkata bahwa ia mengenal hal tersebut dari pembahasan beberapa majalah fotografi mancanegara yang ia baca. Namun, ia baru mulai benar-benar melakukan pemotretan berkonsep levitasi mulai awal Januari 2012 lalu. Kini beberapa karya foto levitasi karyanya terpajang di akun Facebook miliknya, Sulhan Iskandar. Di sana antara lain ada dua foto orang berpakaian olahraga tampak melayang di daerah Tanggo Rajo alias Ancol , Kota Jambi.

"Kalau foto yang di Ancol itu saya buat bersama Soni, kawan saya. Pagi itu sebenarnya kami gowes, tapi sekalian bawa kamera DSLR, lalu akhirnya kemudian terpikir bikin foto levitasi," kata Sulhan tentang foto yang dibuatnya awal Januari lalu tersebut. Menurut Sulhan ia mengandalkan kecepatan rana di atas 1/125 detik dalam menghasilkan foto-foto levitasi.
<<<+>>>



Sidebar

Ini Lho Tempat Belajar Foto Levitasi di Internet

SANG floating girl, Natsumi Hayashi, dalam satu karya foto levitasinya
(foto ini termuat di yowayowacamera.com, tapi diunduh dari theawesomer.com)

INGIN belajar fotografi levitasi? Nah, ini ada dua alamat di dunia maya internet yang banyak memiliki foto-foto bergaya levitasi. Mengunjungi keduanya tentunya akan memerkaya rujukan tentang foto-foto levitasi yang elok.

Alamat pertama yang saya rekomendasikan adalah yowayowacamera.com. Ini merupakan blog milik Natsumi Hayashi. Penting dan menjadi rujukan pertama karena perempuan Jepang berusia 21 tahun tersebut merupakan sang pelopor demam foto levitasi di seluruh dunia sejak medio 2010. Merujuk informasi di odditycentral.com, blog yowayowacamera.com awalnya berisi aneka foto pribadi Nona Hayashi, dari mulai foto wajahnya, kucing peliharaannya, juga pemandangan seputaran Tokyo. Namun, blog ini segera menjadi tersohor selepas Natsumi pada 16 September 2010 mengunggah foto berisi dirinya yang seakan melayang di udara. Natsumi memberi foto seolah melayang di udara yang diungahnya hari itu titel Today's Levitation. Sejak itu, istilah levitation alias levitasi menjadi fenomena internet yang mendunia, pula identik dengan foto yang seolah melayang di udara.

GAYA "terbang" sambil mengoperasikan penghisap vakum ala Natsumi Hayashi
(foto ini termuat di yowayowacamera.com, tapi diunduh dari
artboom.info) 
   
Foto-foto levitasi karya Nona Hayashi di yowayowacamera.com berisi dari mulai ia terlihat melayang keluar dari kereta bawah tanah, mengoperasikan penghisap vakum seraya terbang, hingga mendorong troli swalayan dengan dua kaki tak menyentuh tanah. Dari foto-foto itu, yang patut dipelajari adalah gerakan tubuh maupun ekspresi wajah Natsumi Hayashi yang sangat natural, membuat orang yang melihat jadi nyaris percaya bahwa ia memang seorang gadis berkemampuan terbang. Oh ya, untuk menghasilkan satu foto levitasi yang terlihat natural semacam itu, Natsumi konon kerap harus melakukan 300 kali pemotretan.

Alamat kedua yang patut juga dikunjungi adalah levitasihore.tumblr.com. Ini merupakan blog milik komunitas penggemar foto levitasi di Indonesia yakni Levitasi Hore. Komunitas dan blog itu pun terinspirasi oleh karya-karya Natsumi Hayashi. Di levitasihore.tumblr.com, seorang peminat fotografi levitasi dapat menemukan pembanding berupa karya-karya foto levitasi dari seluruh Indonesia.
<<<+>>>




CATATAN:
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat sebagai beberapa berita di situs tribunjambi.com atau jambi.tribunnews.com pada Senin, 2 April 2012 dan Selasa, 3 April 2012, lalu juga termuat sebagai sebuah artikel versi cetak di Harian Pagi Tribun Jambi edisi Minggu, 8 April 2012. Untuk versi dalam blog ini ada serangkaian pengeditan minor yang membuatnya sedikit berbeda ketimbang versi di situs maupun di koran. 

2 komentar:

  1. Baru tau namanya Foto Levitasi, mudah-mudahan aku juga bisa bikin foto gitu..ha ha

    *Terinspirasi

    BalasHapus