(Tulisan ini sebelumnya merupakan
laporan reportase lapangan pada 2007 untuk Yayasan Desantara. Untuk pemuatan di blog ini, ada sejumlah pengeditan minor yang dilakukan)
Oleh Yoseph Kelik
PAWIYATAN Budaya Adat (PBA) di rangkaian acara khataman Pesantren Tegalrejo tak ubahnya sebuah festival rakyat. Semua yang hadir dan terlibat punya tafsir dan juga kepentingan sendiri atas festival itu. Lebih dari itu, acara ini menjadi ruang untuk saling bertukar dan saling menyerap antara berbagai kelompok dari kalangan yang berbeda.
“
Papan mriki niku ibaratipun segoro. Ireng ditompo, putih nggih ditompo (Tempat ini itu seperti lautan. Hitam diterima, putih juga diterima).”
Ibarat lautan yang bersedia menampung beraneka warna. Begitulah Walno memberikan satu komentar singkatnya tentang perhelatan tahunan PBA di lingkungan API Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang.