Selasa, 27 September 2011

Wonogiri, Dari Peta Naik ke Hati (2: Cerita tentang Manyaran)


Kantor Kecamatan Manyaran
Bagian Kedua dari Lima Tulisan


SEBAGAIMANA Desa Bero saya, kecamatan tempat saya lahir dan tumbuh dewasa yakni Manyaran merupakan sebuah daerah yang bisa dikatakan tanggung. Tak ada keunggulan signifikan darinya. Meski bukan daerah tandus, daerah tersebut jelas bukan merupakan daerah lumbung pertanian, apa lagi memiliki sawah-sawah cantik layaknya di Ubud Bali. Sawah sih ada, tapi tak seberapa luas. Kebanyakan adalah sawah-sawah tadah hujan yang ada di sekitar tepian sungai-sungai kecil yang cuma berair deras di musim penghujan. Sungai-sungai itu pada puncak musim kemarau juga bakal cuma berair pada bagian lubuk-lubuknya. Antara satu lubuk ke lubuk lainnya, air menghilang. Kalaupun ada, itu hanya berupa selokan kecil yang sudah sangat ogah-ogahan mengalirkan air.

Kecamatan yang Tersudut
Kota kecamatan Manyaran tak setiap hari ramai. Momen ramai adalah pada hari pasaran sepekan sekali, juga sekitar Lebaran ketika para perantau asal kecamatan itu sedang mudik. Kios-kios toko di Manyaran sih lumayan banyak. Pasar tradisionalnya yang kira-kira seukuran satu lapangan bola lumayan ramai, terlebih pada hari pasaran ketika aktivitas jual beli lantas menyempitkan jalan raya di depan pasar hingga separo ukuran semula. Namun,

Wonogiri, Dari Peta Naik ke Hati (1: Cerita tentang Bero)




Pasar Desa Bero
Bagian Pertama dari Lima Tulisan


"RUMPUT pekarangan tetangga selalu terlihat lebih hijau ketimbang rumput pekarangan sendiri."


Ungkapan populer satu ini tentulah pernah anda dengar. Nah, kalau saya punya versi lain dari ungkapan tadi, masih mirip-mirip sih. Versi lain dari saya itu berbunyi "kampung halaman orang terlihat lebih indah ketimbang kampung kita sendiri."Jika dibanding ungkapan aslinya, versi dari saya besar kemungkinan bukan sesuatu yang familiar bagi anda. Tapi, saya harap anda mau berbaik hati memaklumi, setidaknya untuk tulisan ini...he..he...he....


Arti Kampung Halaman
Namun,sebelum terlalu jauh, perbolehkan saya mengajak anda berbincang lebih dahulu tentang "kampung halaman" yang saya maksudkan di sini. Seperti umumnya, istilah tadi merujuk kepada daerah asal atau tempat lahir dan dibesarkan.


Hanya saja, saya di sini mengartikannya dalam versi yang luas. Kampung halaman di sini dapat dimaknai sebagai

Senin, 26 September 2011

Nasi Minyak Kari di Malam Jumat

TIKAR dari bahan terpal warna hitam terlihat tergelar di sayap kanan bagian dalam Masjid Raya Magat Sari, Kawasan Pasar Jambi. Terpal itu membentuk satu jalur memanjang yang melintang di atas lantai berkarpet biru tua gelap bergaris-garis kuning.

Dua orang pria paro baya secara bergantian hilir mudik di area bertikar terpal. Mereka menaruh air mineral kemasan gelas di bagian tepian kiri-kanan tikar tersebut. Seorang pria berusia bercelana hitam, berbaju koko putih, serta berpeci putih berdiri mengawasi dua orang tadi dan apa yang mereka lakukan dari jarak sekitar empat langkah. Ia merupakan Haji Abubakar Ahmad, Sekretaris Pengurus Masjid. Sore itu, mereka merupakan bagian dari pihak pengurus masjid yang memersiapkan hidangan buka puasa bersama.

Hari ketika saya berdiri dan mengamati dari satu sudut Masjid Raya Magat Sari itu adalah Kamis, 4 Agustus 2011 sekitar pukul 17.30. Bulan puasa tahun 1432 Hijriyah memang masih sangat muda saat itu, usianya belum sampai sepekan.

Jumat, 23 September 2011

Sewot Gara Gara "Kebaya" Kate Middleton



SEORANG kawan saya pada penghujung April 2011 lalu, pernah menulis beberapa kalimat bernada sewot sebagai status Facebook-nya. Hari saat ibu satu putri tersebut menulis status bernada sewot itu adalah satu atau dua hari setelah upacara pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton.

Oh, tapi jangan salah, penyebab sewot perempuan yang kini berusi 24 tahun itu bukanlah karena dia merupakan satu di antara wanita iri terhadap keberhasilan Kate Middleton "menyeret" Pangeran William ke depan altar. Penyebab sewot istri seorang teman dekat saya selama kuliah di Jogja itu adalah

Rabu, 21 September 2011

Jangan Sampai Hati Terlalu Terforsir untuk Membuangnya


MENGONSUMSI multivitamin dan suplemen makan menjadi bagian lazim dalam kehidupaan manusia zaman ini. Multivitamin menjadi pilihan instan, mudah, juga lengkap untuk memeroleh asupan beraneka vitamin dan mineral. Cukup telan atau tenggak sesuai dosisnya, maka kebutuhan tubuh paling tidak dalam sehari pun langsung tercukupi. Ini konon bakal sangat membantu menjaga vitalitas badan pengonsumsinya, juga tentunya membantu menjalankan seabreg aktivitas.

Soal mengkonsumsi multivitamin dan suplemen makan ini pun lantas menjadi gaya hidup yang citra positifnya direproduksi melalui media massa. Maka,

Bekas Tempat Dugem dan Bendera Berumur Pendek


HINGGA tujuh windu silam, bangunan lawas bercat putih itu menyandang nama yang terdengar begitu Eropa. Societet Concordia, demikianlah nama asli bangunan yang didirikan tahun 1895 itu.

Dahulunya, gedung yang menjadi satu di antara tetenger Kota Bandung ini merupakan tempat eksklusif yang pernah cuma bisa diakses oleh orang-orang Kulit Putih, khususnya lagi para meneer-mevrouw

Selasa, 20 September 2011

Tanpa Jersey Bukan Penggemar Sejati...

JULUKAN sebuah tim sepakbola kerap berkaitan dengan pilihan warna serta motif kostum kebanggan mereka. Ini berlaku untuk level klub maupun level tim nasional (tim nasional). AC Milan berkostum utama motif strip vertikal selang-seling merah dan hitam, berjulukan I Rossoneri  alias  Si Merah Hitam dalam bahasa Italia; Manchester United berkostum utama kaos merah berjulukan The Red Devils alias Setan Merah;  Liverpool berkostum utama kaos merah- celana merah, berjulukan The Reds; Timnas Prancis dan klub Chelsea berkostum utama kaos biru , masing-masing memiliki julukan Si Biru yakni Les Bleus dan The Blues; Real Madrid yang berkostum utama kaos putih-celana putih memiliki sebutan dalam bahasa Spanyol Castilia, Los Blancos, yang berarti Si Putih.

Kostum tim atau yang lazim disebut sebagai jersey kerap menjadi simbol identitas dan kebanggan sebuah tim, termasuk di mata para penggemar beratnya. Saking cintanya, setiap tim berganti model jersey, biasanya

Sapi-Sapi Bersuara Macho

SAPI ternyata adalah hewan yang boleh dibilang sering nongol di tivi. Di antara sekian banyak sapi, yang paling kerap tampil adalah jenis sapi perah bertubuh belang hitam putih. Kala berseliweran di tivi, sapi nongol baik dalam versi asli, yakni lengkap berdaging, bisa berak dan kencing, juga punya hasrat untuk kawin. Namun, bisa juga dalam versi "jadi-jadian", yakni diwujudkan dalam rupa animasi, boneka, atau setidaknya lenguhan moo-nya yang khas lantas disulihsuarakan dengan suara manusia.

Ingat dengan sapi bernama Piko dalam program tivi anak tahun 90-an, "Si Komo"? Hmm, atau pernah lihat juga figur sapi yang bisa berakrobat di iklan keju "Kraft"? Nah, sapi-sapi semacam itu yang saya sebut sebagai sapi "jadi-jadian". Sapi versi semacam ini

Candi Muaro Jambi Seharusnya Tak Cuma Jualan Bata Merah



KHUSUSNYA pada hari libur serta akhir pekan, kesadaran terhadap adanya jarak 12 abad antara zaman pendirian Candi Muaro Jambi dan abad XXI saat ini akan begitu kuat menyapa. Lalu lalang pengunjung, juga celoteh serta aksi foto narsis mereka adalah penyebabnya.

Hal tersebut terutama terjadi di sekitar Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Tinggi I, juga tepian Kolam Telagorajo. Adanya penambahan fasilitas becak dan sepeda kemudian mendorong sebagian pengunjung agak beringsut lebih jauh melanjutkan jelajah mereka hingga Candi Kembar Batu dan Candi Astano di bagian timur komplek.

Pemugaran dan penggalian di sekitar Candi Kedaton, yang kemudian

Cokelat, Hijau, Biru dan Putih Komplek Percandian Muaro Jambi


ADA cokelat kemerahan tumpukan bata kuno, ada pula hijaunya rumput dan pepohonan. Paduan warna tersebut lantas bertemu dengan biru-putihnya langit di atas kepala. Inilah nuansa warna  yang terasakan kala menyambangi Komplek Candi Muaro Jambi yang terletak 26 kilometer arah timur laut Kota Jambi.

Ini sebenarnya bukanlah ungkapan yang terlalu berlebihan. Candi-candi utama yang telah terpugar di situs purbakala yang termasuk wilayah Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi ini berdiri di sebuah areal luas berumput. Di tepi lahan yang sepintas mirip padang golf tersebut ada kebun-kebun berpohon lebat milik

Senin, 05 September 2011

Jadi Sebutan Generik Vespa 1958-1965


SEBUTAN Kongo kemudian tak sebatas dipakai sebagai nama Vespa eks Kontingen Garuda II dan III. Menurut cerita Yosep Ariandi dan Dodi Bongkeng dari Komunitas Pecinta Scooter Jambi (KPSJ) pada Jumat (4/2/2011) malam, dalam perkembangannya, nama Kongo juga dipakai menyebut semua Vespa berkepala bentuk bulat, ber-cc mesin 150 dan 125, serta yang diproduksi antara 1959-1965. Contoh dari Vespa Kongo yang bukan asli eks Kontingen Garuda adalah milik Iwan, penggemar Vespa yang tinggal di Simpang Kawat, Kota Jambi.

Vespa Kongo eks Kontingen Garuda maupun yang bukan memang memiliki sejumlah kemiripan. Mereka sama-sama memiliki bentuk lampu depan bulat besar dan bentuk spedometer petak atau kotak. Di atas spedometer, mereka pun sama-sama memiliki sebuah lampu kecil indikator

Legenda dan Idaman itu Bernama Kongo


KONGO adalah nama sebuah negara di Afrika Tengah. Negara ini kerap menjadi palagan yang penuh darah. Itu mulai dari perang negara itu dengan dua tetangganya, Uganda dan Rwanda di awal dekade 2000-an. Lalu, ada perang saudara penggulingan diktator Mobutu Sese Sese Seko pada 1996-1997. Selain itu ada juga perang kemerdekaan negeri itu melawan kolonialis Belgia pada peralihan pada penghujung dekade 1950-an.

Namun, biarpun memiliki sejarah konflik semacam ini, nama Kongo sangatlah beken di kalangan skuteris alias penggemar skuter di Indonesia. Itu bukan karena Kongo negara produsen  skuter. Itu lebih karena

Perhatikan Gulanya


HAL yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi kopi maupun minuman apapun dalam keseharian kita, menurut Dosen Poltekkes Jambi, Daryono, adalah jika menambahkan gula ke dalam racikannya. Gula memang merupakan cadangan energi. Namun, jika dikonsumsi langsung contohnya melalui, maka ia akan meningkatkan kadar gula dalam darah lebih cepat ketimbang jika mengonsumsi makanan berkarbohidrat semacam nasi. Karena itu kandung empedu bakal dipaksa lebih bekerja keras. Demi kesehatan, kadar gula dalam darah sebaiknya dijaga tidak melebih 120 miligram.

"Kebutuhan gula yang sehat itu sekitar lima persen dari kebutuhan energi total," kata Daryono pada Jumat (13/5/2011). Dengen merujuk bahwa asupan kalori harian orang Indonesia adalah berkisar 1.600 kilo kalori sampai dengan 2.500 kilo kalori, maka konsumsi gula pun sebaiknya di angka sekitar 80 sampai dengan 125 kilo kalori. Nah, satu sendok makan itu setara dengan 40 kilo kalori. Karena itu, asupan gula sehari sebaiknya berkisar  dua sampai dengan tiga sendok makan. Itu pun mesti mengingat bahwa tubuh juga menyerap gula dari  makanan. (yoseph kelik)

*Tulisan pernah dimuat di halaman 10 Tribun Jambi pada Minggu, 22 Mei 2011
*Foto ilustrasi diunduh dari blogdokter.net


Artikel Berkaitan

Minum Kopi Itu Sehat atau Tidak Sih..

KOPI entah yang panas dan dingin merupakan minuman favorit berjuta orang di Dunia. Orang dari berbagai latar belakang melakukannya, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda.

Secangkir atau segelas kopi adalah memang merupakan kawan yang tepat saat rehat, "bahan bakar" menyenangkan saat berbincang, juga doping andalan kala harus begadang. Dr J Murdoch Ritchie dalam bukunya yang berjudul The Pharmacological Basis of Therapeutic, sebagaimana dicuplik di Majalah GAYA HIDUP SEHAT Edisi Khusus Kopi: A Passion of Coffee, menyebut bahwa kopi berkhasita menjadikan aliran pikiran lebih cepat serta jernih, pula mengusir kantuk dan lelah. Aktivitas motorik dan stimuli pancaindera pun jadi