Senin, 14 November 2011

Tidak Pernah dan Tidak Mau Ditekan-Tekan (Sebuah Tulisan Profil Ringan tentang Lala Karmela)

Oleh Yoseph Kelik


Foto oleh Hanif Burhani
Layout oleh Dafid Dwi Daliawan
GERINCING samar plus bunyi klok...klok...klok...mengiringi kedatangan Lala Karmela di kamar 404 Grand Hotel Jambi. Gerincing datang dari gelang keemasan berbentuk tabung yang melingkari pergelangan tangan kirinya, sedangkan suara mirip ketukan bersumber dari langkah sepatu hak tinggi.

"Maaf ya lama nunggunya... ." Perempuan 26 tahun bernama lengkap Karmela Mudayatri Herradura Kartodirdjo tersebut menyapa seraya tersenyum. Di atas meja kredenza pojok kamar, gadis bertubuh mungil asal Jakarta ini  meletakkan sabak elektroniknya dengan hati-hati. Tangannya lalu terulur menjabat tangan Tribun.

Malam itu, satu di antara penyanyi yang mendendangkan Kita Bisa, lagu tema SEA Games XXVI Palembang  dalam versi video klipnnya di televisi ini tampak cantik, dengan rambut terkuncir kuda, juga dalam balutan paduan rok gembung merah muda serta baju hitam tanpa lengan. Satu sabuk kecil berwarna biru muda terlihat melingkar pada pinggangnya yang ramping.

Menari di Atas Meja
Kala itu, Jumat (4/11) yang masih teramat muda, berumur sejam pun belum. Dalam waktu 45 menit kemudian, penyanyi yang lebih dulu ngetop di Filipina, negeri kelahiran bundanya, itu lantas naik panggung di Grand Club di lantai 5 Grand Hotel. Di sana dan bersama DJ Bone, Lala menjadi penampil spesial acara musik ELECTROVISION, yang merupakan rangkaian tur sejumlah DJ kenamaan dan penyanyi kaliber nasional ke delapan kota di Indonesia sejak 29 Oktober lalu.

Di depan sekitar 250 pengunjung dam selama 30 menit, Lala menyanyikan lima buah diiringi racikan musik elektronik. Dua dari lagu-lagu tadi adalah Just Dance milik Lady Gaga, yang dinyanyikan pada urutan pertama, serta Creep milik band Radiohead, yang dinyanyikan pada urutan keempat. Awal penampilan perempuan berdarah Jawa dan Filipina ini sempat terzalimi oleh mikrofon yang tak berfungsi. Namun, insiden kecil tadi tak sampai menyurutkan antusiasme penonton. Mereka yang berada di muka panggung tampak berebut mengambil gambar memakai kamera di ponsel mereka. Dua pengunjung perempuan di bagian belakang malah sampai  menari di atas meja selama Lala bernyanyi.

Menjalani dengan Senang
Namun, sebelum naik panggung, tepatnya antara pukul 00.45 sampai dengan 01.00 di kamar 404 itu, Lala bersedia berbagi sejumlah cerita kepada Tribun. Di awal obrolan, penyanyi yang pernah berduet dengan Christian Bautista dalam lagu Unsaid ini  tersenyum. Itu terjadi ketika Tribun memujinya sebagai artis muda yang multitalenta. "Amin...," respon Lala singkat sembari sedikit memainkan alisnya.

Pujian multitalenta untuk Lala sungguh bukanlah sesuatu yang berlebihan. Coba simak saja catatan karir bungsu dari tiga bersaudara ini, yang telah berlangsung hampir sepuluh tahun, serta berkaki di dua negara yakni Indonesia dan Filipina, juga meliputi dunia seni musik dan seni peran. Oh ya, luangkan juga sejenak waktu melihat sejumlah rekaman penampilannya baik versi live maupun videoklip di YouTube. Mencermati semua itu tentu anda bakal ngeh mengapa juga The Jakarta Post lewat sebuah artikel di situsnya pada awal Juli 2010 pernah memuji Lala dengan kata-kata  "...if you're a fan of Indonesian pop music, you're bound to fall for this little lady in a huge way."

Suara penyanyi dengan diskografi meliputi tiga album dan paling tidak enam singel ini terbukti bening. Penampilannya yang kerap berteman dengan gitar pun oke pula petikannya. Selain itu ia terbukti piawai dalam soal menulis lagu. Buktinya enam dari sepuluh lagu di album Stars yang dirilis di Filipina pada 2007 merupakan ciptaannya.

Menurut Lala, pencapaian karirnya sejauh ini, khususnya di bidang musik, merupakan bagian menjalani aktivitas yang memang ia jalani dengan rasa senang sedari kecil. Belajar bernyanyi dan memainkan alat musik bukan sesuatu yang dijalaninya ketika itu karena paksaan orang tuanya. Lagi pula kata Lala, menyanyi dan memainkan alat musik adalah bagian kehidupan yang memang diakrabi keluarganya.

"Ah, aku ketika kecil tidak pernah ditekan-tekan, tidak mau ditekan-tekan malahan. Oh ya, dulu pernah sih punya guru piano yang galak pas SD. Akhir malah berhenti belajar piano, terus lebih fokus main gitar karena lihat Papa mainnya itu. Sekarang sih jadinya nyesel karena nggak optimal main pianonya," ujar alumnus Universitas Indonesia ini. Perihal memainkan dawai-dawai gitar tadi, agaknya Lala pun tak berpuas diri dengan keterampilan yang dipunyainya sekarang. Buktinya, ia berkata kepada Tribun bahwa setahun terakhir ini, sejak pulang merantau dari Filipina, dirinya kembali pula belajar bermain gitar secara khusus itu.

Sayangnya, kepiawaian Lala memetik gitar tak sempat turut terpamerkan di depan pengunjung Grand Club Jumat itu. "Ya memang nggak pakai gitar malam ini. Lagian musiknya kan beda, musiknya ini kan musik house, sedangkan gitar yang biasa aku pakai kan gitar akustik," kata Lala seraya tersenyum.



Puasa Bicara Sebulan
LALA Karmela membangun karir bermusiknya di Filipina selama tiga tahun antara 2006 sampai 2009. Tahun keduanya di sana, ia ternyata mesti meminta pendampingan seorang guru vokal. Katanya, itu merupakan bagian dari terapi karena ia pernah terlalu memforsir diri dalam bernyanyi.
"Jadi seperti kaki kalau terus-terusan dipakai jalan jadi kapalan, suara ini juga sempat jadi rusak karena kebanyakan dipakai nyanyi," kata Lala seraya membuat serangkaian gerakan tangan di sekitar lehernya.  
Melatih kembali suara bersama guru vokal itu mesti diawalinya keharusan puasa bicara selama sekitar sebulan demi memulihkan kualitas suara. Sampai-sampai, selama sebulan itu, Lala harus selalu berkomunikasi dengan orang lain memakai gerakan tangan. (yoseph kelik)

Antara Film tentang Pemusik Muda dan Drama Musikal
LALA Karmela sebenarnya tak asing juga dengan seni peran. Ia malah mengawali karir keartisannya di bidang seni peran yakni pada 2003 dengan turut bermain sebagai satu di antara aktris dalam sinetron serial Senandung Masa Puber. Beberapa artis sinetron dan film yang seangkatannya adalah Laudya Chintya Bella, Irwansyah, serta Lia Waode. Di luar sinetron yang tayang sebanyak 50-an episode di Trans TV tersebut, Lala pernah tampil pula di beberapa FTV. Hanya saja, semua itu ditinggalkannya ketika ia mencoba peruntungan karir bermusik di Filipina
Sekembalinya ke Indonesia,  Lala juga turut sempat membintangi satu film layar lebar berjudul Seleb Kota Jogja. Dalam film yang rilis pada medio 2010 tersebut, Lala tampil bersama Cinta Laura, Nindy, serta Fandi Christian.
Kini, Lala memang lebih disibukkan oleh karirnya sebagai penyanyi. Penampilan yang diakrabi orang tentang sosok cantik kelahiran Bandung 26 tahun lalu itu adalah bernyanyi sambil memetik gitar. Berbagai video klip lagunya antara lain Kamu, Aku, Cinta, daur ulang Hasrat Cinta yang dulu dipopulerkan Yana Yulio, juga berbagai video klip dari album Stars yang dirilis Lala di Filipina tahun 2007 rasanya mengukuhkan imej tadi. 
Kepada Tribun yang mewancarainya pada Jumat (4/11) di Grand Hotel, Lala berkata ia tetap punya ketertarikan untuk kembali membintangi film. Cerita dan peran yang menurutnya bakal membuatnya kepincut adalah tentang pemusik muda yang pandai menciptakan lagu, lalu mengadu nasib ke kota besar di mancanegara. 
Namun, soal seni peran, saat ini yang paling menimbulkan ketertarikannya adalah pertunjukan drama musikal. Ia merasa menemukan pengalaman menyenangkan setiap kali menonton drama musikal semacam Laskar Pelangi dan Ali Topan.
"Senang rasanya dan berharap suatu hari nanti dapat terlibat dalam produksi drama musikal semacam itu," kata Lala sebelum manggung di acara ELECTROVISION di Grand Club. (yoseph kelik) 


Nukilan Lala Karmela
Nama Lengkap: Karmela Mudayatri Herradura Kartodirdjo
Nama Panggung: Lala Karmela
Sapaan Akrab: Lala
Tempat dan Tanggal Lahir: Bandung, 2 April 1985
Nama Orangtua: Eko Muhatma Kartodirdjo dan Rose Marrie Herradura
Pendidikan: D3 Sastra Inggris Universitas Indonesia (2006)
Diskografi:
  Album Kamu, Aku, Cinta  (2011/Sony Music Indonesia ), Album Stars (2007/Warner Music Phillipines), Album Bersama (2005/sebagai vokalis grup band indie Inersia)
  Lagu tema SEA GAMES XXVI Palembang, Kita Bisa/Wa E Wa E O (2011, bersama antara lain Yovie Widianto, Ello, Astrid, dan Judika), singel Hasrat Cinta  (2010/remake lagu milik Yana Yulio), singel Satu Jam Saja (2010/lagu tema film Satu Jam Saja), singel Setulus Hati (2010 trio bersama Nindy dan Terry) singel Buka Semangat Baru (2009/jingel iklan Coca Cola, kuartet bersama Ello, Ipang, dan Barry Saint Loco), singel Unsaid (2008/duet bersama Christian Bautista)
Filmografi:
  Film Seleb Kota Jogja (2010), sinetron serial Senandung Masa Puber (2003), juga sejumlah film televisi.
Prestasi:
  Best New Female Artist Myx Award Filipina 2008, Best Duet Myx Award 2008 bersama Christian Bautista, Miss Philippines di Jakarta 2003



CATATAN: Ini merupakan versi tak terpotong dari tulisan profil Lala Karmela di halaman 9 dan 10 Harian Pagi Tribun Jambi edisi Minggu, 13 November 2011 (Silakan klik di sini untuk membaca versi tulisan di situs www.tribunjambi.com)


Artikel Berkaitan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar